5 Alasan Mendikbud Ristek Desak Pelaksanaan PTM

By admin 29 Agu 2021, 19:51:47 WIB Pendidikan
5 Alasan Mendikbud Ristek Desak Pelaksanaan PTM

Mendikbud Ristek mendesak pelaksanaan sekolah tatap muka untuk dilakukan sesegera mungkin.

Hal tersebut disampaikan Nadiem Makarim dalam rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbud Ristek) pada Senin, 23 Agustus 2021.

Desakan tersebut muncul karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah terlalu lama dilakukan dan berpotensi menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan.

“Kami di Kemendikbud Ristek posisinya sudah jelas, secepat dan seaman mungkin semua anak harus balik sekolah” ujar Nadiem dikutip  di laman YouTube DPR RI pada Senin, 23 Agustus 2021.Nadiem menyebut Kemendikbud Ristek masih konsisten mendesak pelaksanaan sekolah tatap muka untuk segera dilakukan, sebab kondisi psikologis dan kognitif learning loss pada anak sudah terlalu kritis.

“Setiap kali diskusi dengan kementerian-kementerian lain posisi kami selalu sama, ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat,” jelas Nadiem.

Mendikbud Ristek juga meyakinkan, bahwa 63 persen dari seluruh sekolah yang ada di Indonesia sudah bisa melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka terutama bagi sekolah di wilayah PPKM Level 1-3 yang guru-gurunya sudah divaksin lengkap.

Dalam rapat kerja tersebut, Nadiem Makarim juga memaparkan enam alasan yang membuat pelaksanaan sekolah tatap muka harus segera dilaksanakan agar tidak menimbukan dampak sosial negatif yang berkepanjangan.

1. Resiko Putus Sekolah

Pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan berpotensi membuat anak putus sekolah, terlebih lagi apabila kondisi keuangan keluarganya terjadi krisis akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut bisa memicu anak untuk bekerja demi membantu keuangan keluarganya dan juga dapat menimbulkan persepsi orang tua terhadap kemampuan sekolah dalam proses belajar mengajar.

2. Kesenjangan Capaian Belajar

Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama bagi anak yang berasal dari kalangan sosio-ekonomi berbeda.

3. Learning Loss

Kesenjangan capaian belajar tadi dapat membuat anak kehilangan kesempatan belajar (learning loss) dan berdampak pada penurunan capaian belajar.

Berdasarkan hasil studi yang dipaparkan Mendikbud Ristek, pembelajaran di kelas dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik.

4. Resiko Kekerasan pada Anak

Tanpa sekolah tatap muka, banyak anak yang terjebak dalam kekerasan di rumah tanpa terindikasi oleh guru.

5. Resiko Eksternal

Ketika hal-hal semacam tadi terjadi dan anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan resiko eksternal seperti pernikahan dini serta eksploitasi anak.

“Kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak yang putus sekolah, apalagi perempuan di berbagai macam daerah. Banyak learning loss yang dampaknya permanen, kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga,” ujar Nadiem.

Karena hal tersebut, Nadiem juga mendesak Komisi X DPR RI untuk menyuaran kembali kepada pemda di setiap daerah yang masuk dalam PPKM Level 1-3 untuk dapat mengizinkan pembelajaran tatap muka.

“Kita semua sudah tau, kita semua adalah orang tua atau anak, atau punya teman yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ jadi ini harus segera kita akselerasi,” tambah Nadiem.

Sumber : https://seputartangsel.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-142458078/5-alasan-mendikbud-ristek-nadiem-makarim-desak-pelaksanaan-sekolah-tatap-muka




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment